Sabtu, 20 Agustus 2016

Terngiang-ngiang akan Sangiang


                  Itulah judul cuapan Cuih Cuit kali ini. Kinda lame, but its a rhyme so don’t flame, my word game to blame… yohohohoho
Cukup, Cuih Cuit mau berbagi pengalaman liburan ke Sangiang, mungkin kakak-kakak belum terlalu familiar dengan nama tempat satu ini. So this is what wiki says
Sangiang, adalah sebuah pulau kecil yang terletak di Selat Sunda, yakni antara Jawa dan Sumatra. Secara administratif, pulau ini termasuk dalam wilayah Kabupaten Serang, Banten. terletak di titik kordinat antara 105′49′30″ - 105′52′ Bujur Timur 5′56′ - 5′58′50″ Lintang Selatan.
Jarak tempuhnya hanya membutuhkan waktu kurang lebih 45 menit dari Anyer, dengan menggunakan kapal atau perahu bermotor. Keindahan alamnya, berupa terumbu karang dan pantai.
                   Cuih Cuit tadinya cuma iseng ingin liburan, udah lama ga keluyuran. So dimulailah pencarian menemukan trip yang ga jauh-jauh dari rumah dan ga lama-lama banget. Dan setelah ngubek-ngubek mbah search engine dapatlah paket open trip yang Cuih Cuit rasa bisa menjawab keinginan Cuih Cuit. I wont mention the tour travel since Its not recommended. Jadi kakak-kakak bisa mencari agen wisata sesuai dengan keyakinan masing-masing.
Inilah rentetan kisah Cuih Cuit yang membuat bayangan akan Sangiang selalu terngiang dalam angan.
Beberapa hari sebelum trip dimulai, Cuih Cuit mendaftar by website, agak ragu bayar DP karena PIC nya tidak komunikatif but I paid after some self convincing. Sehari sebelum trip, grup chat dibuat dan ditentukan meeting point pagi hari di slipi jaya. Kegembiraan pertama : dapat komisi (courtesy of my friend hohoho).
Terapi kejut pertama : di itin dijelaskan akan berangkat pakai mini van dari meeting point tapi nyatanya eng ing eng, mas tour guide yang berambut kribo itu setelah mastiin semua peserta kumpul tiba tiba bergerak ke jalan raya dan menghentikan bis besar jurusan merak. APA!!!! Tapi okelah, Cuih Cuit ga ambil pusing toh Cuih Cuit dapat duduk dalam bis besar antar kota itu. Setelah sampai dimanapun itu berada, tour guide menyuruh para peserta turun dan menunggu di pinggir jalan. Okay, mungkin dijemput mini van disini, begitu pikir Cuih Cuit.
Terapi kejut kedua : kami memang dijemput mini van, tapi bentuk mini van itu adalah angkot yang disewa. Maka hilanglah imajinasi Cuih Cuit duduk didalam mobil berjok empuk dan berhawa dingin. Cuih Cuit harus rela duduk bersempit-sempit dan berpanas-panas ria serta bermacet-macet sampai menuju Anyer.
Terapi kejut ketiga : memang ga dijelasin di itin, Cuih Cuit pikir akan mampir ke penginapan dulu baru nyebrang ke Sangiang. Nope, kami berhenti di pelabuhan paku untuk nunggu kapal buat nyebrang. Okay Cuih Cuit ga ambil pusing, Cuih Cuit cari tempat adem dan meluruskan punggung dan kaki alias rebahan.
           Setelah satu-dua jam, mas guide manggil para peserta untuk naik ke kapal.  Di pelabuhan kecil ini air laut nya bersih dan biru Wohoo I got excited again.DSC_0030 Kami pun dibagikan safety jacket kemudian berlayar membelah laut menuju spot snorkling. Kapal cukup miring ke kanan dan ke kiri karena gelombangnya cukup kencang, lets enjoy the ride. Cuih Cuit ga inget berapa lama yang ditempuh dari dermaga ke spot snorkling, yang jelas Cuih Cuit sempat tidur dan masih belum sepenuhnya sadar saat sang pemandu berseru sudah sampai dan tau-tau dia udah nyebur ke laut. Okay, Cuih Cuit pun mengambil perlengkapan snorkling yang dibagikan mas guide, cuma google dan ga ada kaki katak, si pemandunya bilang habis buat tur yang lain, WHAT!!!! Baiklah setelah nyeburin yang lain, Cuih Cuit pun nyebur ke laut. Cuih Cuit nyemplungin kepala ke dalam air dan membiarkan badan terbawa arus yang cukup kencang. Pemandangan dibawah laut agak buram, si pemandu bilang karena laut sedang pasang, but its still a good view.
Saat ngeluarin kepala dari air, Cuih Cuit sadar kalo udah lumayan jauh dari kapal jadi mulailah Cuih Cuit ngepak-ngepakin kaki mendekati kapal. Inilah alasan Cuih Cuit kecewa banget ga dapat kaki katak. Cuih Cuit adalah perenang yang payah, jadi tanpa kaki katak ditambah arus yang kencang, Cuih Cuit ga maju-maju, kapalnya ga dekat-dekat. Somebody help me!! Fyuh I got help and able to be closer to the ship. Di spot lain yang ga jauh dari kapal, yang lebih jago renang sedang foto underwater di kapal karam. Cuih Cuit ga bisa share foto underwater cause there was no underwater photo at all. Si guide ga punya kamera underwater, harusnya Cuih Cuit bawa phone case underwater hikss T^T
Puas main air, semua udah naik kapal, melajulah kami lagi ke pulau Sangiang. Kapal merambat di dermaga pulau dan mas tour guide memandu kami berjalan menyusuri jalan setapak masuk ke pedalaman pulau sambil menenteng kantong besar yang berisi makan siang para peserta.
Terapi kejut keempat : dalam itin dijelaskan kami akan menyusuri hutan bakau pakai kano, DSC_0038dan kalau tidak ditanya, si mas guide mungkin tidak akan bilang kalau hal itu sudah tidak diperbolehkan dan kami harus berjalan kaki untuk sampai ditempat yang diinginkanDSC_0043 si pemandu untuk bagi-bagi makan siang. Jalur yang ditempuh itu panjang dan melelahkan. Dibawah terik matahari dan perut yang keroncongan, hanya satu hal yang bisa dilakukan untuk menangkis kelelahan, apa lagi selain foto-foto hahahaha. Here are some photos of the road I passed. Cuih Cuit melewati area penuh ilalang. Lalu jalan kering yang membelah deretan pohon-pohon kecil. Lalu area rawa-rawa pohon bakau yang penuh dengan nyamuk, what a road! Untungnya Cuih Cuit bawa selendang serbaguna, bungkus nutupin kepala dan tangan dan walla Cuih Cuit bebas dari gangguan nyamuk-nyamuk nakal.
         Finally, akhirnya sampai di pemukiman warga. Para peserta langsung makan dengan lahap di saung. Sungai/rawa-rawa berhenti disini dan ada semacam pasak untuk menambatkan kano, hmmm, jadi penasaran rasanya menyusuri hutan bakau sampai kesini. Perut sudah kenyang dan tenaga sudah pulih, perjalanan pun dilanjutkan. Sesi mendaki menuju puncak tertinggi Sangiang dimulai. Trek menuju puncak ga terlalu susah, mudah bahkan, hanya harus siap-siap gempor aja, karena mudah bukan berarti singkat dan tidak menghabiskan tenaga. Capeeeekkkk. Here it is, the peak of Sangiang, Puncak Harapan. Pemandangannya luar biasa indah, intip foto dibawah hehehehe…
DSC_0055DSC_0065
DSC_0084
Lanjut lagi menyusuri jalan setapak, ada puncak yang lain lagi, but lets keep it for my own memories, you just have to go there. Sudah di puncak berarti harus turun kan, yup lets go down, down, down dan sampailah di goa kelelawar, disini Cuih Cuit sarankan bawa masker karena aromanya menyesakkan hidung hahahaha. Goa sarang piaraan batman itu berbatasan dengan laut dan katanya ada anak-anak hiu di air laut sana, bisa bayangkan kalo nyemplung disitu, ke atas dikerubungin kelelawar vs kebawah di kerumunin hiu.
Jalan lagi menyusuri jalan, kali ini Cuih Cuit menuju pantai. Pantai yang terlihat dari puncak Harapan itu, yup we go there. Pantainya benar-benar manjain mata, luas, pasir putih lembut, ombak yang bersahabat, semuanya bikin betah. Emang dasarnya Cuih Cuit penggila pantai, Cuih Cuit langsung kejar-kejaran di bibir pantai macam drama, bikin gundukan pasir, main ombak dan segala hal yang bisa dilakukan di pantai. Satu kata yang bisa gambarkan suasanan hati Cuih Cuit “PUAS”
DSC_0098DSC_0108DSC_0107
Sudah sore, saatnya pulang maka Cuih Cuit kembali ke perumahan warga melewati jalan yang lain - Thanks God, ga yakin bisa naik ke puncak lagi. Sampai di perumahan warga, istirahat sebentar kemudian jalan lagi melewati rute yang sama menuju dermaga. Sampai dermaga, what else to do, naik kapal kembali ke pelabuhan paku. Bye Sangiang.
DSC_0033
Sampai di pelabuhan, matahari udah terbenam, langit sudah gelap. Angkot sewaan sudah siap mengantar ke penginapan. Penginapan yang diatur sama mas guide sebenarnya kece, ditepi laut dan punya semacam kolam buat berenang yang terhubung ke laut. Penginapan yang Cuih Cuit dapat terdiri dari 2 kamar dan satu kamar mandi, jadi dibagilah kamar wanita dan kamar pria, tapiiii
Terapi kejut kelima : Di setiap kamar cuma ada 2 potong kasur ukuran 90X200 diatas dipan yang membagi kamar menjadi 2 bagian, atas dan bawah, sementara yang hadir ada lebih dari 10 orang, kaum hawanya sendiri ada 7 orang, mau dibagi bagaimana itu kasur, mas? Si mas pun menyewa 2 kasur tambahan untuk kami-kami para wanita, tapi enggak gratis aka biaya tambahan. Sekali lagi, WHAAAATT?? Bukannya Cuih Cuit perhitungan, tapi kan arrgghhh… Ya sudahlah, tercapailah spot tidur masing-masing.
Pagi harinya, setelah sarapan perjalanan – masih pakai angkot sewaan dilanjutkan – ke titik nol Anyer. Disana ada mercusuar, sekali lagi Cuih Cuit mendaki menuju puncak. Pemandangan dari atas juga manjain mata, di satu sisi bisa lihat laut, dan di sisi yang lain bisa lihat gunung. Amazing kan. Puas main, dempet-dempetan lagi didalam angkot sewaan dan cusss pulang.
Terapi kejut keenam : Sekali lagi si mas menghentikan bus besar antar kota menuju Jakarta dan kami semua masuk. Yang bikin kisruh adalah, jelas-jelas di itin tertulis biaya termasuk PP, tapi kami disuru bayar ongkos bus itu dengan uang masing-masing. Si mas guide itu ngumpet ke belakang bus dan ga gubris pertanyaan kami di grup WA. Cuih Cuit sebenarnya santai karena masih ada uang komisi, but I just can’t hold it to add fuel to the fire, hahaha..Devil
Karena terapi kejut diataslah Cuih Cuit benar-benar tidak merekomendasikan penyedia travel ini, kesel malah. Tapi wisata Sangiang sendiri sungguh-sungguh Cuih Cuit rekomendasikan, totally amazing view!!!

Okay, sekian curhatan Cuih Cuit. See you in another post by me mmuuaaacchhh..
Based on true story of me.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar